Uang dalam ilmu ekonomi tradisional
didefinisikan sebagai setiap alat tukar yang dapat diterima secara umum. Alat
tukar itu dapat berupa benda apapun yang dapat diterima oleh setiap orang di masyarakat dalam
proses pertukaran barang dan jasa. Dalam ilmu ekonomi modern, uang didefinisikan sebagai
sesuatu yang tersedia dan secara umum diterima sebagai alat pembayaran bagi
pembelian barang-barang dan jasa-jasa serta kekayaan berharga lainnya serta
untuk pembayaran hutang.
Perekonomian membahas mengenai
uang, dimana uang akan dibedakan antara mata uang dalam peredaran dan uang
beredar (Sukirno, 1994: 281). Mata uang dalam peredaran adalah seluruh jumlah
uang yang telah dikeluarkan dan diedarkan oleh bank sentral. Mata uang tersebut
terdiri dari dua jenis, yaitu uang logam dan uang kertas. Dengan demikian mata
uang dalam peredaran sama dengan uang kartal. Uang beredar adalah semua jenis
uang yang berada di dalam perekonomian, yaitu jumlah dari mata uang dalam
peredaran ditambah dengan uang giral dalam bank-bank umum.
Sebuah penelitian yang dilakukan
oleh Sofilda dan Sutarno (2007) dalam penelitian berjudul Analisis Pengaruh
Jumlah Uang Beredar, Nilai Tukar Rupiah dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap
Inflasi di Indonesia menyatakan bahwa pada dasarnya, tingkat inflasi Indonesia
ini tergolong tinggi. Kebijakan ekonomi makro yang tidak konsisten disinyalir
sebagai penyebab sulitnyapengendalian inflasi di Indonesia. Hasil penelitian
yang menggunakan npendekatan kointegrasi dan model koreksi kesalahan atau error
correctio model (ECM) menyimpulkan bahwa untuk jangka panjang, jumlah nilai
tukar rupiah terhadap dolar Amerika memperlihatkan pengaruh positif tetapi
tidak signifikan. Terdapat perbedaan pengaruh pada periode sebelum krisis
(1975-1997) dan periode setelah krisis (1998-2005). Untuk jangka pendek
perubahan jumlah uang beredar dan pengeluaran pemerintah memberikan pengaruh
yang tidak signifikan. Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika
berpengaruh signifikan. Penelitian ini menghasilkan persamaan jangka panjang
dengan hasil yang sama dengan jangka pendek.
Hasil penelitian lainnya menunjukkan
bahwa suku bunga SBI dan jumlah uang beredar memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi. Karena penurunan suku bunga SBI dan penurunan
suku bunga perbankan akan mendorong pertumbuhan ekonomi karena biaya kredit menjadi
murah, konsumsi meningkat, daya beli meningkat dan investasi meningkat.
Demikian juga dengan jumlah uang beredar (JUB). Semakin banyak uang yang
beredar di masyarakat mengambarkan aktivitas ekonomi berjalan baik karena
pendapatan masyarakat meningkat, konsumsi meningkat. investasi dalam negeri
juga meningkat serta sektor riil juga semakin bergairah. Pada akhirnya, semuanya
itu meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
DAFTAR PUSTAKA :
Wikipedia.”Uang”. http://id.wikipedia.org/wiki/Uang
(Diakses pada tanggal 1 Juli 2014)
Widiastuti,
Irene Linda.”PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP INFLASI DI INDONESIA BULAN
JANUARI 2001”. http://e-journal.uajy.ac.id/109/
(Diakses
pada tanggal 1 Juli 2014).